Silahkan cari apa saja dibawah ini


Friday, November 16, 2007

Kelinci

Kelinci dan Sejuta Manfaatnya Untuk kita

"Kelinci"...mendengar kata ini tentu yang terpikir di benak kita adalah binatang yang lucu dan menggemaskan. Namun bila mendengar kalimat "Memelihara kelinci"…wah jadi beda penerimaannya. Seperti yang dulu saya alami dan mungkin sebagian besar warga biasa yang mencoba-coba memelihara kelinci bahwa kelinci itu rentan penyakitan alias gampang mati, kelinci itu bau, kelinci itu merusak tanaman dan tanah, atau kelinci itu bukan binatang yang layak dipelihara di rumah atau lahan sempit. Dulu saya sangat setuju dengan anggapan itu karena saya adalah salah satu "korban" baik secara financial maupun perasaan karena saking jatuh cintanya saya dengan binatang ini. Tapi saya tidak mau menyerah karena saya yakin bahwa kelinci ada di bumi untuk memberikan manfaat bagi umat manusia.

Pertemuan saya dengan teman-teman peternak kelinci ras di kota Batu, akhirnya membawa saya dan ALIT sebagai organisasi yang menaungi saya untuk membudidayakan kelinci. Kegelisahan karena selalu gagal memelihara kelinci serta wabah flu burung yang tidak memungkinkan ALIT farming memelihara unggas lagi (dulu ALIT farming sempat memelihara ratusan ekor ayam ras dan puluhan ekor kenari Yorkshire yang semuanya gagal total). Dan baru saya mengerti bahwa ternyata:

  1. Kotoran kelinci yang setiap hari saya bersihkan dari kandangnya dan saya buang di bawah pohon mangga membawa perubahan yang luar biasa pada si pohon. Dulunya pohon tersebut jarang berbuah, kini setelah 1 tahun berlalu saya baru sadar ternyata sepanjang tahun tersebut pohon saya berbuah 3 kali (1 kali bersamaan dengan musim mangga dan 2 kali di luar musim mangga) dengan bobot masing-masing buah mencapai ½ kg. Saya kini dapat menikmati buah favorit saya tersebut sepanjang tahun. Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata kotoran kelinci ternyata paling tinggi kandungan Natriumnya dibanding kotoran hewan lainnya, sehingga sangat bagus untuk pupuk organic terutama untuk bunga-bunga dan buah-buahan, juga akhirnya saya tahu bahwa harga air seni kelinci mencapai puluhan ribu rupiah per 100 ml nya…luar biasa…
  2. Kelinci dari jenis bulu panjang seperti England Angora koleksi ALIT Farming tak ketinggalan memberikan manfaat. Selain indah dipandang karena mirip anjing ras Yorkshire, jenis ini memiliki bulu-bulu yang panjang sehingga bisa dijadikan wol. Awalnya, dari obrolan saya dengan seorang konsultan handicraft dari Polandia ketika di pesawat dalam perjalanan kunjungan kerja saya di Aceh. Dia cerita bahwa di negerinya, adalah hal terindah mendapatkan hadiah syal atau cardigan dari wol kelinci yang di songket sendiri. Info ini cepat-cepat saya sampaikan pada teman-teman di ALIT untuk tidak membuang bulu-bulu Angora yang setiap minggu sekali di sisir dan dipotong karena akan dicobakan untuk dibuat benang wol. Dan betapa kaget bahwa banyak peminat seni kain sangat berminat membeli produk ini.
  3. Jenis REX atau dikenal dengan bulu karpet, lebih menggiurkan karena setiap lembar bulunya dihargai $18 kepada para pengepul bulu rex untuk diexport ke Singapore dan Perancis. Bulu ini menggantikan peran bulun hewan langka seperti anjing laut dan beruang kutub.
  4. Kulit kelinci setelah disamak ternyata menjadi kulit yang lembut, lentur namun kuat. Kulit kelinci ini ternyata sangat cantik untuk bahan pembuatan dompet dan tas kecil.

Untuk manfaat kesehatan, lebih surprise lagilah saya. Mengkonsumsi daging kelinci yang bebas kolesterol, lemak dan mengandung omega 3 dan senyawa Mukofetan ini ternyata membantu para penderita asma, infeksi tenggorokan, liver dan asam urat dalam penyembuhan. Kelompok masyarakat yang sudah berumur maupun berbadan gemuk dapat secara aman mengkonsumsi ini. Mengenai rasanya, jangan ditanya kelembutan tekstur daging dipadu rasa aslinya yang sudah manis semakin memanjakan lidah kita.

Sebagai teman di rumah bagi anak-anak kita atau kita sendiri yang sering stress. Sifat kelinci yang loyal pada sang majikan dan disiplin karena tidak membuang kotoran di sembarang tempat menjadi teman yang menyenangkan di rumah. Namun untuk mendapatkan keuntungan itu semua tentu saja perawatan yang baik sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan pembiakan kelinci. Kandang yang bersih dan sehat, pakan yang rutin (sayur-sayur yang telah layu dan polar gandum atau dedak gab ah), belaian dan kebersihan bulu menjadi syarat bagaimana beternak kelinci.

Dengan lahan seluas 6X 4 m, ALIT farming kini tengah mengembangkan 12 ras kelinci baik untuk hias maupun konsumsi/potong yang beratnya bisa mencapai 15 Kg per ekornya. Jumlah kelinci ALIT farming yang awalnya bermodal 24 ekor indukan, kini telah jauh berkembang menjadi ratusan ekor dalam kurun waktu 1 tahun. Dari beternak ini keuntungan lain sangat terasa terutama bagi kelompok dampingan ALIT yakni anak-anak jalanan yang memasuki usia remaja dewasa. Mereka yang masih menganggur, atau baru keluar dari penjara (menjalani proses hukum) atau usaha melepaskan diri dari komunitas penenggak minuman keras dan drugs kini bisa mengambil manfaat kehadiran kelinci-kelinci kami.

Kini, 8 remaja aktif mengelola café PEMUDA yang menjyajikan aneka menu kelinci dengan omzet per harinya tak kurang dari Rp 500.000,00. 4 remaja makin lebar senyumnya ketika kotoran kelinci telah membantu pertumbuhan bunga-bunga euphorbia dan adenium di green house serta tanaman buah dalam pot mereka menjadi subur dan mendapat keuntungan dari penjualan tanaman tersebut. 4 remaja lainnya, adalah para pengelola kandang dan dapat menjual anakan kelinci-kelinci tersebut dengan harga yang tentu saja sangat menguntungkan. Omzet anakan yang bisa diambil dari setiap 3 bulan sekali ini (terhitung dari masa kehamilan 30 hari dan masa menyusui 60 hari) yang rata-rata dapat menjual sekitar 80 ekor anakan kelinci ras dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka tanpa harus turun lagi ke jalan atau terlibat tindakan criminal. Sedangkan 3 remaja lainnya, kini sedang mengembangkan kerajinan dari kulit dan bulu kelinci yang semoga saja dapat segera diluncurkan produknya dalam ALIT Art Shop.

Bagi saya secara pribadi, memelihara kelinci adalah …ehm..semakin berdaya anak-anak tersebut secara ekonomi semakin mengurangi beban moral saya sebagai penggiat LSM yang notabene masih banyak menggantungkan uluran bantuan dana dari pihak-pihak yang punya welas asih, yang kalau dipikir-pikir apa bedanya dengan para pengemis di jalan yang diuber-uber petugas trantip. Selain itu, anak-anak saya jadi nggak terus-menerus merengek minta dibelikan mainan (yang seringnya mahal-mahal) karena di rumah punya teman bermain yang lebih menghidupkan suasana, serta anak saya pun menjadi lebih disiplin karena tanggung jawab memberi pakan dan menyisir bulu-bulu kelincinya, disamping saya sendiri juga dapat menikmati buah mangga sepanjang tahun.

Yang terakhir..bicara ketahanan pangan bangsa kita yang makin memburuk karena wabah flu burung yang tak kunjung padam, jawabannya adalah segera lakukan diversifikasi produk makanan yang tidak melulu bergantung pada daging unggas alias ayam. Beralih ke mengkonsumsi daging kelinci adalah jawaban yang cerdas melihat betapa besar keuntungan bila kita mengkonsumsi daging kelinci. Atau bagi para hobbiis unggas, jangan terlalu bersedih karena aturan baru di Indonesia segera diberlakukan agar Indonesia bisa terbebas dari flu burung, karena memelihara kelinci sebagai hewan hias/pet di rumah bisa mulai dicoba. Jangan ragu-ragu untuk memulai menjadi penyayang kelinci karena keindahan, kelucuan dan loyalitas hewan satu ini akan membantu kita menyegarkan pikiran dan stress kita.

Selamat mencoba dan memulai "memelihara kelinci…"serta dapatkan sejuta manfaatnya di kemudian hari.


2 comments:

bowos said...

numpang tanya kalo mau beli indukan rex harganya berapa?kalo anakannya berapa?jula bulunya nanti kemana?trims

Kelinci said...

Great post Kelinci.
Kelinci